Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm

Diposting pada

Reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor, sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Secara ringkasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Pada reaksi eksoterm, proses yang terjadi adalah kalor akan mengalir dari sistem ke lingkungan.
  • Pada reaksi endoterm, proses yang terjadi adalah kalor akan mengalir dari lingkungan ke sistem.

Aliran kalor pada reaksi eksoterm dan endoterm bisa kita lihat dalam gambar di bawah ini!.

Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah, artinya entalpi produk $(H_p)$ lebih besar daripada entalpi pereaksi $(H_R)$. Akibatnya, perubahan entalpi $(\Delta H)$, yaitu selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi $(H_p-H_R)$ bertanda positif.

Secara matematis reaksi endoterm ini ditulis sebagai :

Reaksi endoterm: $\Delta H=H_p-H_R>0$ bertanda positif.

Sebaliknya, pada reaksi eksoterm, sistem akan membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang. Akibatnya entalpi produk akan lebih kecil dibandingkan dengan entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda negatif.

Reaksi eksoterm : $\Delta H=H_p-H_R<0$ Bertanda negatif.

Sebagian reaksi dapat berlangsung pada suhu rendah, sementara reaksi lainnya dapat berlangsung pada suhu tinggi. Reaksi yang berlangsung pada suhu rendah dapat berlangsung serta merta begitu zat zat pereaksi dicampurkan, sedangkan reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi memerlukan pemanasan .

Perlu diperhatikan, bahwa reaksi yang memerlukan pemanasan belum tentu reaksi endoterm. Reaksi antara serbuk besi dengan serbuk belerang merupakan contoh reaksi eksoterm yang hanya dapat berlangsung pada suhu tinggi. Meskipun memerlukan suhu tinggi dalam pemanasan, reaksi itu secara keseluruhan membebaskan energi. Reaksi eksoterm seperti ini memerlukan panas untuk mencapai kondisi yang memungkinkan reaksi dapat berlangsung. Jika reaksi sudah mulai berlangsung, maka pemanasan tidak diperlukan lagi.

Sebaliknya, reaksi endoterm yang berlangsung pada suhu tinggi terus menerus memerlukan pemanasan. Jika pemanasan dihentikan, maka reaksi akan terhenti. Reaksi penguraian $CuCO_3$ ( Tembaga (II) karbonat) merupakan contoh reaksi endoterm yang berlangsung pada suhu tinggi.

Agar teman – teman lebih memahami tentang definisi reaksi endoterm dan eksoterm, perhatikan pembahasan soal – soal dibawah ini.

latihan soal

Soal 1:

Manakah di antara pernyataan berikut yang merupakan reaksi eksoterm

  1. Kalor mengalir dari sistem ke lingkungan
  2. Entalpi sistem bertambah
  3. Berlangsung pada suhu rendah
  4. Menaikkan suhu lingkungan
  5. Perubahan entalpi reaksi bertanda negatif

Penyelesaian:

Untuk pernyataan nomor 1, itu merupakan reaksi eksoterm. Karena memang berdasarkan definisi reaksi eksoterm yaitu berpindahnya kalor dari sistem ke lingkungan.

Pernyataan nomor 2, entalpi sistem bertambah.yang benar adalah pada reaksi eksoterm entalpi sistem akan berkurang karena entalpi produk – entalpi pereaksi kurang dari nol. Jadi pernyataan nomor dua ini merupakan reaksi endoterm (bukan reaksi eksoterm).

Nomor 3 adalah reaksi eksoterm

Nomor 4, reaksi eksoterm karena kalor mengalir dari sistem ke lingkungan. Akibatnya kalor pada lingkungan akan bertambah. Hal ini juga akan menambah suhu lingkungan.

Nomor 5 merupakan reaksi eksoterm. Karena entalpi produk dikurangi entalpi pereaksi akan bernilai negatif.

Gambar Gravatar
Pengajar mata pelajaran matematika, fisika, dan kimia tingkat SMP dan SMA di kota denpasar. Melayani juga bimbingan online untuk ketiga pelajaran ini. Informasi lebih lanjut hubungi : Made Astawan Wa / sms : 085237393742 Email :[email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.