Pengertian dan rumus nilai majemuk
Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu, misalnya satu tahun maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga sebesar p % kali modal yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tetapi ditambahkan pada modal awal untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya, sehingga besarnya bunga pada setiap periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga berbunga), maka dikatakan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.
Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
Bunga tunggal dihitung berdasarkan modal yang sama setiap periode sedangkan bunga majemuk dihitung berdasarkan modal awal yang sudah ditambahkan dengan bunga.
Also Read:
Perhitungan Nilai Akhir Modal
Dengan menggunakan rumus
Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar p % setahun selama n tahun, maka besarnya modal setelah n tahun adalah:
Setelah satu tahun
Setelah dua tahun
Setelah n tahun
Contoh:
Carilah nilai akhir modal besarnya Rp 200.000,- yang diperbungakan dengan bunga majemuk 10 % tiap semester selama 1 tahun 3 bulan
Penyelesaian :
Diketahui : M = Rp. 200.000,-
P = 10%
n = 1 tahun 3 bulan = 1,25 tahun
Ditanya : Nilai akhir Modal selama 1,25 tahun (M1,25) = … ?
Jawab :
Jadi, besarnya nilai akhir modal selama 1 tahun 3 bulan adalah Rp.225.305,0116
Dengan masa bunga pecahan
Untuk menghitung nilai akhir modal dengan masa bunga pecahan, digunakan langkah sebagai berikut:
1). Hitunglah dulu nilai akhir dari modal berdasarkan masa bunga majemuk yang terdekat
2). Sisa masa bunga yang belum dihitung, digunakan untuk menghitung bunga berdasarkan bunga tunggal dari nilai akhir pada 1
Perhitungan nilai tunai modal
Rumus nilai tunai
Rumus nilai akhir bunga majemuk adalah ,
rumus tersebut dapat diubah menjadi:
M = modal mula-mula atau nilai tunai (NT)
Mn = modal setelah n jangka waktu, selanjutnya ditulis M
sehingga,
Jadi,
Nilai tunai modal dengan masa bunga pecahan
Dari rumus nilai akhir modal dengan masa bunga pecahan, dapat dibentuk rumus nilai tunai modal dengan masa bunga pecahan sebagai berikut:
Diubah menjadi:
Jika M = nilai tunai yang ditulis NT dan = modal setelah
periode yang ditulis M, maka rumus di atas berubah menjadi: